Tulisan ini merupakan lanjutan dari Odalan di Pura Banjar Babakan, Sukawati.
Menginjak pukul 20:00 WITA kami semua bersiap-siap untuk melaksanakan prosesi Ida Bhatari Ratu Dedari melancaran ke segenap pelosok wilayah Banjar. Para anak anak tampak antusias menunggu dan mengabaikan rasa kantuk yang mendera, begitu juga dengan para orang tua yang sudah tidak sabar memulai prosesi acara. Sekedar pemberitahuan bahwa tradisi ini sempat tidak dilaksanakan sejak jaman perang dunia II karena situasi yang tidak aman, para warga sibuk membantu para pejuang untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Di bagian Utama Mandala masih tampak para stri ngayah dengan menarikan Tarian Premas kemudian disusul dengan Tari Gabor dan Tari Pendet yang ditarikan masing masing oleh orang tua dan anak anak yang masih belum menginjak usia remaja (belum menstruasi).
Pemangku Pura sibuk menghias dan mempersiapkan Tapakan Ida Bhatari Ratu Dedari dibantu segenap Pemangku yang hadir dan juga pengayah lainnya. Sekeha kidung tampak menyanyikan Gending Sanghyang yang merupakan warisan turun temurun dari leluhur di banjar setempat. Sedangkan para pemuda dan bapak bapak mengiringi dengan kecak sebagai suara latar.
Setelah persiapan selesai, saatnya kami semua untuk memulai ngiring Ida Bhatari Ratu Dedari untuk melancaran berkeliling di wilayah sekitar Banjar. Rute pertama yang dilalui adalan kearah timur menuju Pempatan Setra, kemudian balik lagi ke barat menuju Pempatan Banjar. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke arah utara kemudian berbelok ke barat menuju Pura Penataran Agung. Kemudian ke arah selatan menuju Perempatan di Pasar Umum Sukawati bersebelahan dengan Pasar Seni Sukawati. Lalu ke selatan sampai di perempatan wilayah Banjar Delod Tangluk kemudian menuju ke arah timur. Dan terakhir menuju ke utara kembali ke Pura Banjar.
Setelah kembali di Pura Banjar kami kemudian sembahyang memohon doa restu agar kami semua diberikan wara nugraha dan Desa Sukawati serta Banjar Babakan khususnya tetap mempunyai taksu sumber segala kemashyuran yang menyertai setiap kegiatan berkesenian yang kami lakukan. Saatnya semua untuk mepamit karena waktu sudah menunjukkan jam 11:00 malam. Saya masih di pura untuk membantu ayah saya membereskan segala sesuatu yang masih tertinggal untuk persiapan piodalan selama 4 hari penuh ini.
Update berikut saya akan menulis saat saat Ida Bhatara – Bhatari sesuhunan kami mesineb pada hari Selasa 1 November 2011 disertai dengan pergelaran tarian sakral Tarian Sanghyang Dedari. Sesuai dengan permohonan dari kami agar Ida Bhatari Ratu Dedari di Pura Payogan Agung Ketewel masolah di Pura Banjar Babakan Sukawati.
Swastyastu jik, Ida Ratu Dedari memang sareng tige atau dulunya hanya satu nggih? sempet tyg nonton video melancaran Ida hanya satu, lalu ketika Ida mesolah ring calonarang Pura Dalem Gede itu sareng tige, gegelungan mana yang asli nggih? yang meraga condong napi merega legong?
ReplyDelete