A. Ratu Dari
Berdasarkan Raja Purana Pura Payogan Agung bahwa Topeng Ratu Dari dibuat oleh Ki Lampor dari Kerajaan Daha.
Dikisahkan bahwa Raja Kediri mendapatkan pawisik dari Ida Hyang Pasupati yang berstana di Gunung Semeru untuk membuat 7 buah Topeng Dedari yang terbuat dari Kayu Jorjenar untuk dipersembahkan kepada Para Dewata di Gunung Semeru. Raja Kediri akhirnya memerintahkan kepada Ki Lampor (orang kepercayaan dari Puri Daha) untuk membuat Topeng Dedari tersebut. setelah selesai Topeng itu dibuat, Toperng tersebut dipersembahkan kepada Para Dewa yang berstana di Gunung Semeru, selama 42 hari Bhatara di Gunung Semeru merasa puas sehingga Topeng tersebut dikirim. Tak terhingga lamanya Topeng tersebut bersemayam di Kahyangan Jogan Agung belum ditemukan tarian dari Topeng tersebut.
Pada waktu I Dewa Agung Anom Karna berpuri di Ketewel, beliau disamping membangun kembali Kahyangan Giri Jagat Natha juga bersemadi untuk mengetahui tarian Dedari di Indraloka. Selanjutnya diceritakan I Dewa Agung Made Anom Karna menciptakan ragam gerak tari Topeng secara baku, seperti yang ditarikan sekarang. I Dewa Agung Made Anom Karna menciptakan ragam gerak Tari Topeng Legong, terinspirasi dari mimpinya dalam Yoga Semadinya.
Dalam gerak ragam tersebut terlukiskan gerakan ragam Bidadari yang sedang menari nari di kahyangan. Sejak saat itu terciptalah Tari Topeng Legong beserta iringannya berupa Gamelan Semar Pegulingan, yang diberi nama “Tabuh Wali Subandar”.
Tari Sang Hyang Dedari tersebut hanya dipentaskan pada saat Upacara baik Pujawali di Pura-Pura maupun Piodalan di Rumah-rumah penduduk se-Desa Ketewel. Disamping itu Tari Sang Hyang Dedari tersebut berfungsi sebagai penampeh/menolak gering, sasab, merana. Kalau di Desa Ketewel terjadi wabah maka masyarakat menghaturkan geti – geti pisang mas kehadapan Ratu Mas Suci dan Ratu Dedari.
Adapun banyaknya Topeng Dedari yang tersimpan di Pura Payogan Agung berjumlah 9 Topeng. Terdiri dari 7 Topeng Bidadari, 1 Topeng Emban dan 1 Juru Rias sebagai berikut :
- Bidadari Supraba
- Bidadari Nilotama
- Bidadari Sulasih
- Bidadari Tunjung Biru
- Bidadari Gagar Mayang
- Bidadari Aminaka
- Bidadari Gudita
- Kentrut
- Took
Topeng Ratu Dari hanya dapat ditarikan oleh anak anak yang belum menginjak usia remaja (belum menstruasi).
B. Ratu Lanang
Dikisahkan bahwa Ida Hyang Bhatara Pasupati sudah berparahyangan di Payogan Agung. Beliau memerintahkan kepada Ida Bhatara Gana untuk meniru wajah dari Raja dan para Mentri di Kerajaan Majapahit untuk diwujudkan dalam bentuk Topeng yang terbuat dari Kayu Maya, untuk dipentaskan pada saat puncak Upacara sebagai pemuput Karya. Setelah topeng tersebut selesai dibuat lalu dipersembahkan kehadapan Ida Hyang Pasupati dan berstana di Pura Payogan Agung, Topeng Ratu Lanang ini hanya dapat dipentaskan pada saat upacara Mapedudusan Agung atau Mapedudus Alit di Kahyangan – Kahyangan.
Adapun penarinya harus orang orang yang telah mewinten dan mepedambel. Topeng Ratu Lanang berjumlah 13 buah: 6 buah diantaranya memakai nama sedangkan 7 buah tanpa nama. Nama nama Topeng Ratu Lanang tersebut adalah sebagai berikut :
- Sri Surya Mahajaya, topeng ini berwarna Putih
- Sri Empu Siddha Karya, topeng ini berwarna Merah Muda
- Sri Semara Jaya, topeng ini berwarna Putih
- Sri Patih Gajah Mada, topeng ini berwarna Coklat
- Sri Kertawardhana, topeng ini berwarna Biru Muda
- Sri Sura Yuda, topeng ini berwarna Merah Muda
Fungsi Topeng Ratu Lanang disamping merupakan Tari Wali / Muput Karya juga berfungsi untuk menangkal gering, sasab, merana.
kak yg difoto itu aku
ReplyDelete